Wujudkan End TB di 2030, Pemerintah Pusat Sarankan Pemkot Bogor Lakukan Hal Ini

Bycyber jabar

September 18, 2024

BOGOR – International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) kembali digelar pada tahun ini di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (18/9/24).

Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional, Prof Eko Supriyanton mengatakan INAHEF kali ini mengangkat tema Embracing The Future, Smart Healthcare in Indonesia.

Ia mengatakan juga terdapat beberapa topik yang menjadi pembahasan utama dalam forum teknik pelayanan kesehatan ini salah satunya mengenai penyakit Tuberkulosis (TBC) yang menjadi penyakit tertinggi di dunia.

“Forum ini terdiri dari seminar yang bertujuan mensosialisasikan konsep smart hospital, topik ini dibahas dalam Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional secara komprehensif,” ucapnya.

Dirinya berpandangan topik penanganan TBC perlu diangkat lantaran Indonesia menjadi negara dengan pasien TBC terbanyak kedua di dunia, oleh karena itu penanganan TBC menjadi program utama pemerintah saat ini.

“Terutama untuk mewujudkan Indonesia menuju End TB Tahun 2030, sehingga berkaitan dengan program pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang lengkap dan modern di seluruh Kabupaten atau Kota di Indonesia,” ungkapnya.

Ia berpandangan perlu ada implementasi teknologi Revolusi Industri 4.0 yang diterapkan secara terstruktur, sistemik dan masif dalam pemeriksaan kesehatan serta pencegahan penyakit.

Meliputi pemeriksaan dan penanganan TBC, pengelolaan pasien TBC, serta peningkatan pelayanan kesehatan bagi 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia secara terintegrasi.

Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, Kota Bogor sudah melakukan integrasi pelayanan kesehatan primer terutama terkait dengan data-data pengidap penyakit-penyakit termasuk TBC.

Ia menyebut Pemkot Bogor telah memiliki sistem Si Geulis yang terintegrasi dan memiliki tindakan untuk investigasi mengenai penyakit tersebut.

Syarifah pun mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan fasilitas kesehatan yang ‘smart’ dan melek digitalisasi, meski demikian ia mengakui perlu adanya penambahan komponen-komponen digital lainnya.

“Termasuk nanti jika ditambahkan sistem AI (Artificial intelligence) yang disarankan oleh pemerintah pusat bahwa untuk melakukan pendataan apalagi nasional kami tidak mungkin satu persatu, harus menggunakan teknologi yang semuanya nanti datanya dibaca oleh AI,” jelasnya.

Selain itu, Syarifah mengatakan pemerintah pusat melalui Kemenkes juga mengarahkan dan mendorong seluruh lini menggunakan industri alat kesehatan dari dalam negeri. (goy)

baca juga: Proyek Mangkrak Jalan Bomang Bogor Banyak Makan Korban Jiwa, Ini Penyebabnya