BOGOR – Sudah 6 Bulan lamanya sumur-sumur milik warga Kampung Legok Muncang RT.03/RW.15 Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan mengalami kekeringan air, Kondisi ini membuat puluhan keluarga kesulitan mendapatkan air bersih, Sabtu (21/9/24).
Ketua RW di Kelurahan Cipaku, Rudi, tidak mengetahui secara pasti penyebab keringnya sumur warga, pasalnya hujan dengan intensitas deras sebetulnya kerap melanda wilayahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, warga di Kelurahan Cipaku bergantung pada sebuah MCK bersama di bantaran Sungai Cisadane yang dibangun secara swadaya.
Air di MCK ini bersumber dari air sungai yang dipompa dan disaring dengan alat yang buat oleh salah satu warga.
“Selama ini kami pakai air sungai yang dipompa kemudian ditampung lalu disaring, air hasil penyaringannya yang sudah bersih kemudian dilimpahkan ke toren (penampungan). Proses ini dilakukan oleh warga kami yang bekerja di perusahaan air minum,” paparnya.
Rudi mengatakan, setiap hari sekira 40 keluarga mesti mengantri untuk dapat mandi atau mengambil air nersih di MCK tersebut.
“Antrean memanjang pada pagi dan sore hari saat warga hendak bekerja atau sekolah, kadang kalah buru-buru akhirnya mandi di sungai karena antriannya tidak bisa dipercepat,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk keperluan minum atau memasak warga di Kelurahan Cipaku harus mengeluarkan uang untuk membeli air mineral galonan.
Rudi menyebut penyaluran air minum dari PDAM belum menjangkau wilayah itu, sejak warganya pindah ke wilayah itu pasca terdampak proyek double track kereta api (KA) Bogor-Sukabumi tahun 2020 silam sempat ada wacana program air gratis namun hingga saat ini belum terealisasikan.
Padahal menurutnya saluran pipa PDAM sudah sampai ke salah satu RT di wilayah RW itu namun masih belum ada tindak lanjut.
“Harapan saya semoga Pemkot Bogor bisa mempercepat penyaluran air PDAM ke sini supaya kami tidak hanya mengandalkan air sungai terus,” tutupnya.(Goy)
baca juga: Kolaborasi dr. Efa dan Babah Alun The Power Of Sodakoh di Hari Jumat