GARUT – Semakin menarik saja, pilkada di Kabupaten Garut semakin memanas menjelang tanggal 27 November. Secara mengejutkan, kader partai PPP pindah haluan mendukung paslon 02 Abdusy Syakur dan Putri Karlina.
Padahal diketahui bersama bahwa Ketua DPC PPP Kabupaten Garut, Yudi Nugraha juga mencalonkan sebagai cawabup paslon 01.
Tentu saja publik akan bertanya-tanya, kenapa kadaer PPP ini pindah haluan. Internal partai inilah yang bisa menjawabnya.
Yang jelas, Putri Karlina, cawabup nomor 02 sangat gembira atas dukungan dari kader PPP tersebut.
Ketika diwawancarai di markas besti (mabes) sekretariat pemenangan Syakur Putri, jalan patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat 22 November 2024, Putri Karlina sangat gembira.
” Hari ini dukungan dari PPP yang diprakarsai oleh haji Beben memberikan dukungan beserta rekan-rekan dari 35 PAC yang tersebar di kecamatan kabupaten Garut di last minutes alhamdulillah ada dukungan yang luar biasa dari rekan rekan PPP,” ujar Putri Karlina dengan nada gembira.
“Saya tidak tahu ya mungkin secara internally ada apa tapi yang jelas kami sangat mengapresiasi setiap dukungan yang masuk dengan positif thinking dan kita menuju sama sama untuk Garut Hebat,” ujar Putri Karlina.
Wakil Ketua OKK DPC PPP Kabupaten Garut, H. Beben Ridwan menerangkan kenapa mereka pindah haluan mendukung paslon 02.
Yang jelas kata Beben, rencana ini sebetulnya tidaklah dadakan melainkan sudah lama ingin dilakukan.
” Ini bukan hal yang baru, ini sudah didiskusikan sejak lama,” ujar H. Beben.
Beben mengaku bahwa selama ini mereka kurang diberikan ruang gerak di partai PPP. Baik itu ketika proses legislatif dan pencalonan bupati.
Selain itu, Beben juga mengaku bahwa proses pencalonan bupati dan legislatif ini tidak sesuai dengan mekanisme yang ada.
” Kami tidak pernah diberi ruang gerak sama sekali di partai politik ini yang kedua proses sampai kepada pencalonan bupati, legislatif itu tidak sesuai dengan mekanisme yang ada, termasuk melanggar PO nomor 13 tentang regulasi pencalonan bupati tidak dilalui dengan baik,” jelasnya.
Alasan lainnya, sebetulnya PPP juga pernah berkoalisi dengan PKS tahun 2008, namun kala itu mereka justru mengalami penurunan secara kursi legislatif, karena ada beberapa ruang garapan yang digarap kader PKS.
” Karena kita pernah koalisi dengan PKS waktu itu di 2008 ketika almarhum KH Wahdan dengan Helmi, maka garapan-garapan PPP ranting di bawah itu digarap dikampanyekan oleh PKS. maka di akhir di pemilu 2009 waktu itu dari PPP jumlah kursi dari 9 kursi jadi 6 kursi,” tegasnya.
” Kemudian ini adalah elklasico karena pak Syakur kan waktu itu 2014 bersama dengan ketua DPC PPP Pak Agus Hamdani, pak Rudy sama Helmi , jadi sekarang kan wakilnya yang jadi bupati, jadi bareng masih sama-sama,” katanya.***