BOGOR – Pemkot Bogor menghelat peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) yang dilaksanakan di SDN Sukadamai 3, Kecamatan Tanah Sareal, Rabu (16/10/24).
Dalam peringatan HCTPS 2024 tersebut, PJ Wali Kota Bogor, Hery Antasari menekankan kepada pihak sekolah soal pentingnya mencuci tangan bagi para siswa dan siswi yang berada di lingkungan sekolah.
“Saya ingatkan, bahwa sekolah adalah tempat awal untuk membangun peradaban, oleh karenanya budaya apapun termasuk cuci tangan harus dibiasakan sejak dini,” katanya.
Soalnya jika kebiasaan cuci tangan sudah tertanam di benak para siswa sejak dini, maka nantinya bakal terbawa hingga para siswa ini menjadi dewasa.
“Jadi Pemerintah Kota sangat mendukung, sebab hal ini sangat berkaitan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat dan tentu harus dimulai dari hal-hal yang kecil,” ucapnya.
Kepala Dinas kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, yang ikut berada disana menjelaskan, meski cuci tangan merupakan bagian upaya kecil, menurutnya hal itu akan berdampak besar pada kesehatan tubuh.
Retno menegaskan, dengan cuci tangan menggunakan sabun, menjadi salah satu cara untuk menanggulangi berbagai macam penyakit, seperti diare, dan infeksi saluran pernafasan.
“Secara ilmiah, cuci tangan menggunakan sabun ini bisa menurunkan sekitar 47 persen kasus kejadian diare, dan menurunkan infeksi saluran pernapasan sekitar 16 sampai 20 persen,” ungkapnya.
Bahkan, Retno mengutarakan bahwa, hampir sekitar diangka 80 persen, kasus penyakit menular, juga bisa disembuhkan dengan cara rutin melakukan cuci tangan menggunakan sabun.
Oleh karena itu, Retno mengajak kepada sekuruh pihak, khsusunya para penyelenggara pendidikan untuk senantiasa kembali menggalakan gerakan cuci tangan menggunakan sabun.
Kepala SDN Sukadamai 3, Akhmad Askolani, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa bangga atas terselenggaranya HCTPS tingkat Kota Bogor di sekolahnya.
Ia juga menegaskan bahwa cuci tangan menggunakan sabun memang sudah menjadi salah satu budaya di SDN Sukadamai 3 itu sendiri.
“Kami sediakan fasilitas pendukungnya dengan mengganti keran-keran yang sudah rusak, kemudian menambahkan tempat cuci tangan yang lebih banyak karena harus seombangkan dengan jumlah siswa,” tutupnya. (Goy)
baca juga: Disdikpora Gelar Sekolah Ramah Anak, Tekan Angka Kenakalan di Lingkungan Pendidikan