BOGOR – Ratusan pedagang kaki lima (PKL) terus beroperasi di area Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/9/24).
Ratusan PKL itu diduga mendapat perlindungan dari sejumlah individu melalui uang perlindungan yang dikutip saat berdagang.
Dimana rata-rata PKL Jalan Merdeka diminta uang perlindungan sebesar Rp.100 ribu dan Rp.130 ribu.
Uang ini diyakini mengalir ke berbagai pihak, hasil penelusuran menunjukkan bahwa para PKL menyetor uang sebesar Rp.100 ribu hingga Rp.130 ribu setiap malam kepada sekelompok preman sebagai jaminan tempat berdagang.
Uang yang dikutip oleh sejumlah preman yang berusaha menghalangi Pemkot Bogor untuk merelokasi para PKL ke Pasar Mawar itu, diduga mengalir ke beberapa pihak.
Meskipun ada lokasi baru di Pasar Mawar, para pedagang masih memilih berjualan di pinggir jalan karena beberapa alasan, yaitu salah satunya adalah intimidasi yang mereka alami saat pindah ke lokasi baru.
Seorang pedagang berinisial SP, yang telah berjualan di lokasi tersebut selama 16 tahun, mengatakan bahwa dia bisa berjualan karena membayar iuran harian sebesar Rp.100 ribu hingga Rp.130 ribu, serta uang mingguan rata-rata sebesar Rp.200 ribu.
“Kami sempat pindah ke Pasar Mawar, tetapi saya diancam supaya tidak pindah dan akhirnya kami kembali ke sini,” ungkapnya.
Dia menyatakan bahwa pada dasarnya setuju jika toko dagangannya pindah ke Pasar Mawar.
Para pedagang mengatakan mereka tidak akan mendapatkan barang-barang mereka jika mereka berani pindah ke lokasi baru di Pasar Mawar.
“Mereka juga diancam dengan ancaman fisik, lalu apa yang akan kami jual jika tidak memiliki barang nantinya,” katanya.
Selain itu, para pedagang menceritakan kesulitan yang mereka alami saat berjualan di lokasi tersebut, mereka harus membersihkan toko setiap pagi sebelum mulai berjualan dan mereka harus melakukannya lagi ketika semuanya selesai.
Ini disebabkan oleh fakta bahwa lokasi mereka berfungsi sebagai pasar tumpah yang tidak permanen.(Goy)
baca juga: Desa Muaracikadu Realisasikan DD Pembangunan Jalan Rabat Beton di Kampung Poreang